Listen to Quran
8:34 PM

Bekal Para Da'i di Jalan Dakwah - زاد الداعية إلى الله (Muqaddimah)


زاد الداعية إلى الله للإمام محمد بن صالح العثيمين

Bekal Para Da'i di Jalan Dakwah
oleh - Muhammad ibn Salih al-Uthaimeen

Muqaddimah

بسم الله الرحمن الرحيم

Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang

إن الحمد لله، نحمده، ونستعينه، ونستغفره، ونتوب إليه، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضل له، ومن يضلل فلا هادي له، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدًا عبده ورسوله، أرسله الله تعالى بالهدى ودين الحق ليظهره على الدين كله، فبلَّغ الرسالة، وأدى الأمانة، ونصح الأمة، وجاهد في الله حق جهاده، وترك أمته على محجة بيضاء ليلها كنهارها لا يزيغ عنها إلا هالك، فصلوات الله وسلامه عليه وعلى آله وأصحابه، ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين، وأسأل الله عز وجل أن يجعلني وإياكم من أتباعه باطنًا وظاهرًا، وأن يتوفانا على ملته، وأن يحشرنا في زمرته، وأن يدخلنا في شفاعته، وأن يجمعنا به في جنات النعيم مع الذين أنعم الله عليهم من النبيين،
والصديقين، والشهداء والصالحين. أما بعد

Sesungguhnya segala puji hanyalah milik Allah, yang kita menyanjung-Nya, memohon pertolongan dan pengampunan dari-Nya serta kita bertaubat kepada-Nya. Kita berlindung kepada Allah dari keburukan jiwa-jiwa kita dan kejelekan amal-amal kita. Barangsiapa yang Allah berikan petunjuk kepada-Nya maka tidak ada seorangpun yang dapat menyesatkannya, dan barangsiapa yang Allah leluasakan kepada kesesatan maka tidak ada seorangpun yang yang memberinya petunjuk.

Saya bersaksi bahwa tiada sembahan yang haq untuk disembah kecuali hanya Allah semata yang tidak ada sekutu atas-Nya. Dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, yang Allah Ta’ala mengutus beliau dengan petunjuk dan agama yang haq, yang Allah menangkan dari semua agama. Kemudian beliau menyampaikan risalah, memenuhi amanat dan memberikan nasihat bagi ummat serta berjihad di jalan Allah dengan sebenar-benarnya jihad. Beliau meninggalkan ummatnya dalam keadaan yang terang benderang, malamnya bagaikan siangnya dan tidak ada yang berpaling darinya kecuali akan binasa.

Semoga shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada beliau, keluarga beliau dan sahabat beliau, serta siapa saja yang mengikuti mereka dengan lebih baik sampai hari kiamat. Saya memohon kepada Allah agar menjadikanku dan kalian termasuk para pengikut beliau secara bathin dan zhahir, mewafatkan kita di atas agama beliau, membangkitkan kita (pada hari kiamat kelak) di dalam barisan beliau, memasukkan kita ke dalam syafa’at beliau dan mengumpulkan kita di dalam surga na’im (yang penuh kenikmatan) bersama orang-orang yang Allah anugerahkan nikmat kepada mereka dari kalangan para nabi, shiddiqin, syuhada’ dan shalihin. Amma Ba’du:

Wahai saudaraku sekalian, sungguh saya benar-benar sangat berbahagia bisa bersua dengan saudara-saudaraku kaum muslimin di sini, dan juga di tempat lain yang diharapkan kebaikan darinya, yang turut menyebarkan agama ini. Karena Allah Ta’ala telah mengambil perjanjian kepada setiap orang yang Ia anugerahkan ilmu padanya, agar menjelaskan ilmu yang ia miliki kepada manusia dan tidak boleh menyembunyikannya, sebagaimana firman Allah Ta’ala yang bermaksud:

“Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi Kitab (yaitu): "Hendaklah kamu menerangkan isi Kitab itu kepada manusia, dan jangan kamu menyembunyikannya," lalu mereka melemparkan janji itu ke belakang punggung mereka dan mereka menukarnya dengan harga yang sedikit. Amatlah buruknya tukaran yang mereka terima,” (QS Ali ‘Imran 187).

Perjanjian yang Allah ambil ini, bukanlah seperti perjanjian tertulis yang dapat disaksikan manusia, namun ia adalah perjanjian untuk mempelajari segala hal yang Allah berikan kepada seseorang berupa ilmu. Apabila Allah telah memberikannya ilmu, maka ini merupakan perjanjian yang Allah telah mengikat pria atau wanita yang Ia berikan ilmu tersebut. Oleh karena itu wajib bagi orang yang memiliki ilmu untuk menyampaikan ilmunya berupa syariat Alloh Subhanahu wa Ta’ala ke setiap tempat dan pada setiap kesempatan. Saudaraku sekalian, sesungguhnya tema kita kali ini adalah “Bekal bagi seorang da’i di dalam berdakwah ke jalan Allah Azza wa Jalla”, dan bekal (zaad) bagi setiap muslim adalah apa yang telah diterangkan oleh Allah Azza wa Jalla di dalam firman-Nya yang bermaksud:

“Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa.” (QS al-Baqarah : 197).

Maka, bekal bagi tiap muslim adalah bertakwa kepada Allah Azza wa Jalla, yang mana Allah telah berulang kali menyebutkan takwa di dalam Al-Qur`an dan memerintahkannya, memuji orang yang melaksanakannya dan menjelaskan pahalanya, dan selainnya, diantaranya adalah firman-Nya yang bermaksud:

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada syurga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, yaitu orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal.” (QS al-Baqarah : 133-136)

Wahai saudaraku yang mulia, mungkin anda bertanya-tanya, apakah takwa itu? Jawabnya adalah apa yang disebutkan di dalam sebuah atsar dari Tholq bin Habib rahimahullahu, beliau mengatakan:

التقوى أن تعمل بطاعة الله، على نور من الله، ترجو ثواب الله

“Takwa adalah, anda mengamalkan ketaatan kepada Allah, di atas cahaya daripada Allah dan mengharap pahala Allah.”

Di dalam ucapan ini, terhimpun sifat: 
(1) ilmu, 
(2) amal, 
(3) mengharap pahala dan 
(4) takut akan siksa-Nya, 
maka inilah yang dimaksud dengan takwa itu.

Sesungguhnya kita semua mengetahui, bahwa seorang da'i yang menyeru kepada Allah Azza wa Jalla, adalah manusia yang paling utama untuk berhias dengan karakter ini, bertakwa kepada Allah di saat bersendirian maupun di hadapan manusia. Saya akan menyebutkan dengan pertolongan Allah Azza wa Jalla pada kesempatan ini, hal-hal yang berkaitan dengan seorang da’i dan bekal-bekal yang sepatutnya seorang da’i mempersiapkannya.

0 comments: